Soto yang terletak di Jalan Kalibrantas No. 49, Desa Sumberudel, Blitar, ini dikenal sebagai soto langganan Wapres Boediono. Konon, setiap ia pulang ke kampung halamannya ini bisa dipastikan akan selalu mampir ke warung Soto Tukimin.
Sebenarnya, menurut cerita Tuminah (69), generasi kedua Soto Tukimin, cikal bakal soto ini adalah Soto Pak Tukimin yang sudah ada sejak zaman agresi militer Belanda ke-2, yakni sekitar tahun 1948. Sebelum berada di lokasi yang sekarang, Soto Tukimin hingga tahun 1997 berlokasi di sebelah Gedung Patria, tepatnya di Jl Cokroaminoto. Pindah tempat karena sang pemilik membeli tempat yang lebih luas dan nyaman.
“Dulu, sejak saya kecil memang sudah diajari memasak soto oleh Bapak. Saya memang anak pertama Pak Tukimin, jadi saya yang meneruskan usaha beliau. Beberapa adik saya juga buka warung soto, walaupun tidak menggunakan nama Bapak,” ungkapnya.
Soto Tukimin terkenal lewat soto ayamnya, meski di sini juga tersedia soto daging sapi yang tidak kalah enaknya. Tuminah membuka warungnya dari pukul 08.00 hingga 17.00. Setiap harinya, kata Tuminah, ia biasa menghabiskan sekitar 200 mangkuk soto ayam dan 100 mangkuk soto daging. Harga per mangkuknya Rp 5 ribu, dengan ukuran mangkuk yang sedang. Namun, porsi soto yang disajikan tergolong banyak. Sehingga para penyuka soto bisa dengan puas menikmatinya.
Soto Tukimin merupakan salah satu lokasi wisata kuliner yang wajib dikunjungi. Pasalnya, gaung kenaran soto ini tak hanya berhenti di Blitar saja, melainkan sudah mencapai kota lain, bahkan Jakarta. Sehingga, tidak heran bila banyak artis ibu kota yang pernah mampir mencicipinya soto ini.
Bumbu yang diracik oleh Tuminah pun diakui tak memiliki keistimewaan khusus, namun ia memang masih mempertahankan kualitas bahan baku dan citarasa khas dengan memilih ayam kampung untuk melengkapi kuah sotonya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar